Waspadai Biaya Operasi Usus Buntu di Rumah Sakit
Rabu, 26 Maret 2008
Pada hari Sabtu, 16 Februari 2008 tengah malam hingga Minggu dini hari, suami saya menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Internasional Bintaro atau RSIB, Tangerang. Sebelum operasi, petugas di bagian keuangan mengatakan biaya operasi sekitar Rp. 6 juta dan diharuskan membayar minimum 75%.
Kemudian saya membayar Rp. 5 juta. Hari Senin (18/2) siang petugas bagian keuangan memberikan tagihan sementara lengkap dengan perincian, total tagihan Rp. 17,381,791.95 Total tagihan itu dalam waktu kurang dari 48 jam ada kenaikan Rp. 11 juta lebih. Salah satu rincian tagihan menyebutkan biaya pemakaian alat medis LMA ProSeal (Reusable) sebesar Rp. 6,220,500.-
Ketika ditanyakan kepada salah satu petugas di bagian pembayaran rawat inap lantai dua, dia tidak bisa menjelaskan. "Itu laporan dari ruang operasi dan kami hanya menerima laporan saja" Saya minta untuk dicek lagi dan dijanjikan ada penjelasan sore harinya. Ketika saya kembali, petugas itu langsung memberikan lembar tagihan baru yang nilainya sudah berubah. Angka Rp. 6,220,500.- sudah berubah menjadi Rp. 155,512.- Menurut dia terjadi koreksi dariruang operasi bahwa biaya Rp. 6 juta itu untuk pemakaian 100% sementara yang digunakan pasien hanya 0.025%
Saya cek di Internet, LMA adalah laryngeal mask airway, sejenis alat bantu pernafasan untuk pasien yang dioperasi dan alat ini bisa digunakan beberapa kali, bukan alat sekali pakai lalu dibuang. Meski belum puas dengan penjelasan petugas tersebut, paling tidak saya lega dengan perubahan nilai uang yang cukup signifikan.
Permasalahan lain, mengapa begitu banyak obat yang diberikan untuk pasien? Paling tidak ada 24 nama obat yang sebagian besar diberikan lewat infus ke dalam tubuhnya selama 4 hari di rumah sakit. Kecuali satu jenis obat, semua obat-obatan itu dalaha obat paten yang harganya relatif mahal, seperti obat anti biotik sekali suntik harganya Rp. 205,000.- dan suami saya mendapatkan 6 kali suntikan. Hanya satu obat generik, yaitu Vit K-3, yang harganya Rp. 2,317.- per suntik, dan hanya diberi satu kali suntikan. Setelah saya tanyakan pada suster, ternyata banyak obat yang namanya saja beda, tetapi sebetulnya jenisnya sama, yaitu antibiotik dan pengurang rasa nyeri.
Mudah-mudahn ke depan RSIB lebih cermat dan tidak mengejar keuntungan semata.
Fairuz Husaini
Jl. Nuri D3, Ciputat, Tangerang
(Sumber: Kompas, Rabu 28 Maret 2008)