ss_blog_claim=6853e64dae9fcd8425790b711998bf08

Amazing Fire Illusion

Tak Pakai Speedy, Tagihan Datang  

Selasa, 29 April 2008

Kami menjadi pelanggan Telkom sejak 1991 dengan nomor 5673822. Kami tidak pernah terlambat membayar tagihan. Kini kami dibebani biaya pemasangan dan langganan speedy. Padahal kami tidak pernah merasa modem Speedy dipasang dirumah kami.

Karena kami tidak bersedia membayar dua tagihan itu, muncul surat peringatan dari PT. Telkom. Isinya, jika kami tidak mau membayar biaya pemasangan dan langganan Speedy sebesar Rp. 82,500.- pada bulan Maret dan Rp. 220,000.- pada bulan April (hingga batas waktu 30 April), maka sambungan telepon akan diputus. Jumlah uang sebesar itu sangat berarti bagi kami. Jika PT. Telkom hendak memutus sambungan telepon kami, silakan saja. Yang benar saja, tak pernah pakai Speedy tapi malah diminta membayar.

Ny. Sutikno
Banyu Urip Kidul, Surabaya
(Sumber: Jawa Pos, Selasa 18 April 2008)

AddThis Social Bookmark Button
Email this post


Tersinggung Pramugari Sriwijaya  

Pada Minggu, 27 April 2008, saya naik pesawat Sriwijaya Air (Tarakan-Surabaya). Saat transit di Balikpapan kami harus ganti pesawat dan disuruh langsung naik pesawat tujuan Surabaya tanpa singgah di ruang tunggu. Ada seorang penumpang yang ingin ke toilet, tapi dilarang pramugari dengan alasan saat itu masih banyak penumpang lain akan naik. Bukan hanya itu, pramugarinya melontarkan kata-kata, "Bikin ribet saja", kepada penumpang yang ingin ke kamar kecil tersebut. Kejadian yang hampir sama pernah saya alami waktu naik Sriwijaya dari Surabaya ke Tarakan pada 10 Oktober 2007.

Begitukah cara playanan pramugari Sriwijaya Air? Atau mereka memang dilatih untuk mengeluarkan kata-kata pedas kepada penumpang? Padahal kami naik Sriwijaya tidak gratis, tapi bayar. Bahkan tiketnya bukan harga promo.

Selvanny Tunggawijaya
Jl. Slamet Riyadi Rt 10 Rw 00, Kel. Karang Anyar, Tarakan Barat.
(Sumber: Jawa Pos, Selasa 28 April 2008)

AddThis Social Bookmark Button
Comments

Email this post


Museum dan Alat Peraga di TMII Memprihatinkan  

Kamis, 10 April 2008

Hari Minggu 16 Maret 2008 saya dan kakak mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, setelah beberapa tahun ini tak kesini. Kami berdua memasuki TMII melalui pintu I, yang merupakan pintu utama, dan langsung berhadapan dengan Museum Bayt Al Quran dan Museum Istiqlal.

Ketika kami memasuki Museum Istiqlal, petugas penjaganya berpesan "Awas hati-hati, mbak, banjir didalam."
Saya berpikir sedang ada renovasi gedung di dalam museum. Namun tidak disangka dan tidak diduga seluruh lantai di dalam museum Istiqlal dipenuhi genangan air sekitar mata kaki orang dewasa dan AC didalalmnya tidak berfungsi. Hanya beberapa kipas angin yang tersedia dan itupun baru dinyalakan ketika ada pengunjung.

Bagaimana kami akan meilihat koleksi benda-benda di dalam museum, sedangkan keamanan dan kenyamanan di dalam museum terabaikan?

Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Pusat Peragaan Iptek. Dengan membayar Rp. 15,000.- kami berpikir akan menemukan alat-alat peraga iptek yang menarik, tetapi kenyataannya alat-alat peraga yang kami temukan kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak tombol alat peraga yang rusak dan banyak pula alat-alat peraga yang tidak dapat berfungsi. Pihak yang bertanggung jawab terkesan tidak memedulikan tentang kondisi alat-alat peraga yang rusak, padahal mereka tahu bahwa itu butuh perbaikan.

Sungguh tragis nasib Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang museum-museumnya tidak terurus dan alat peraga yang rusak sehingga tidak berfungsi dengan baik, padahal sangat penting sebagai wadah tempat anak-anak Indonesia mengenal iptek sejak dini.

Diharapkan pihak terkait dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap keberadaan TMII dan museum-museum yang terdapat didalamnya agar keberadaannya tidak sia-sia. Sebagai bangsa Indonesia yang besar sudah sepantasnya menghargai peninggalan benda-benda bersejarah.

Kartika Kusumah
Cipayung Rt 03 Rw 05, Ciputat, Tangerang
(Sumber: Kompas, Kamis 10 April 2008)

AddThis Social Bookmark Button
Comments

Email this post


Contact me, martant21